Danton Sihombing | Founding Partner
Humanisme memandang kehidupan manusia secara moral berbeda dengan bentuk kehidupan mahluk lain seperti hewan. Manusia dapat membuat keputusan sendiri secara otonom dan mempunyai kekuatan kreatif dalam setiap upaya menyelesaikan permasalahannya. Maka pula setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih, menentukan tindakannya, dan nasibnya sebagai konsekuensi atas eksistensinya.
Brand yang humanis akan menjadi pilihan. Premisnya adalah pada hakikatnya setiap konsumen memiliki keunikan, mereka secara otonom juga memiliki akses terhadap informasi serta memiliki kemampuan untuk menyaring setiap pengetahuan dan informasi yang dibutuhkannya, di mana saja dan kapan saja yang memungkinkan mereka melakukan komunikasi dua arah. Akibatnya konsumen kini cenderung mengabaikan pesan yang terlalu berorientasi pada penjualan produk. Aktivitas branding yang mampu mengekspresikan kepribadian dengan melekatkan karakteristik dan nilai-nilai kemanusiaan akan memberi sentuhan humanistik yang dapat membangkitkan emosi calon konsumen dan konsumen. Elemen brand story menjadi penting di sini.
Sebagian besar brand masih memperlakukan media sosial dan media digital sebagai media massa. Media ini tak sekedar menjadi saluran pengiriman pesan komersial, namun juga sebagai pemberdaya dalam interaksi sosial. Sistem media yang kompleks saat ini bergantung pada pemahaman mendalam tentang peran konsumen sebagai manusia yang menjalani hidup mereka, situasi dimana mereka berada, dan keadaan emosi yang mereka alami.
Di era digitalisasi dan media sosial, konsumen semakin mencari brand yang dapat terhubung dan memanusiakan manusia. Brand yang dapat melakukan hal ini akan lebih mungkin berhasil di masa depan.