Danton Sihombing | Founding Partner
Ingin menjelajah hutan rimba? Kunci kelangsungan hidup penting yang harus Anda ketahui adalah "Aturan Tiga": 3 menit tanpa udara, 3 hari tanpa air, dan 3 minggu tanpa makanan. Ini adalah kebutuhan fisiologis untuk bertahan hidup. Namun keberadaan manusia bukan hanya soal kebutuhan dasar. Kita juga mendambakan kebutuhan psikologis dan sosial seperti pakaian, tempat tinggal, keterhubungan, keadilan, kebebasan, dan stabilitas. Jika kita terus mengurainya maka akan memunculkan daftar yang memilah antara kebutuhan dan keinginan. Sebagian besar orang menganggap keinginan adalah kebutuhan, bisa jadi dalam sebuah kondisi tertentu keduanya beririsan, begitulah kecenderungan berpikir manusia.
Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai "Keadaan fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang lengkap bukan hanya karena tidak adanya penyakit ...". Kualitas hidup manusia merupakan persepsi individu tentang posisi mereka dalam kehidupan yang terkait dengan konteks budaya dan sistem nilai di mana mereka hidup. Kaitannya dengan kualitas hidup mencakup tujuan, harapan, standar, dan kekhawatiran mereka. Ini adalah konsep luas yang dipengaruhi secara kompleks oleh kesehatan fisik, keadaan psikologis, kepercayaan pribadi, dan hubungan sosial.
Secara spesifik dapat dikatakan pula bahwa kualitas hidup manusia banyak dipengaruhi oleh keberadaan produk (barang dan jasa) yang mampu menjadi daya dukung dalam menjawab kebutuhan hidup sekarang hingga masa mendatang. Bila Anda mulai bertanya apakah karbohidrat memiliki dampak yang lebih besar pada kadar gula darah ketimbang lemak atau protein? Maka keberadaan nasi atau roti sebagai produk menjadi materi kajian Anda untuk tercapai kualitas hidup yang lebih baik. Sementara, kualitas hidup dalam representasi simbolik terjadi ketika konsumen membeli produk-produk mewah berdasarkan motivasi yang berorientasi pada diri sendiri sebagai pengejawantahan ekspresi diri.
Sebagai konsumen kepedulian yang paling mendasar kerap terkait dengan efisiensi waktu dan uang dalam upaya memenuhi rentang kebutuhan baik yang bersifat pokok, sekunder atau tersier. Konsumen juga memiliki preferensi ketika berupaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiologi, rasa aman, ketenangan hati, pengetahuan, hiburan atau kesenangan-kesenangan yang bersifat sementara.
Umumnya persinggungan dengan brand dalam keseharian hidup konsumen terjadi dalam aktivitas pembelian; ada pembelian yang terencana, ada yang bersifat impulsif dan ragam pembelanjaan produk-produk utilitarian atau fungsional hingga produk hedonis yang hanya untuk kesenangan semata. Proses pembelian ini senantiasa diwarnai oleh pertimbangan dan keputusan yang dipengaruhi oleh pemikiran rasional dan dorongan emosi yang bermain dalam alam bawah sadar. Brand bekerja memberikan isyarat-isyarat dalam pengambilan keputusan-keputusan tersebut.