Blog

Pertarungan dalam Ruang dan Waktu

Penulis

Danton Sihombing | Founding Partner

Sebagian besar orang hanya memiliki sedikit waktu untuk menyimak keunggulan-keunggulan yang dikomunikasikan oleh beraneka brand. Harapan konsumen terhadap brand terus meningkat, mereka secara aktif mengkurasi brand yang menjadi preferensinya, membangun percakapan di sekitar brand, memberikan opini dan testimoni, serta juga mengekspresikan rasa puas dan kecewa yang sekejap dapat tersebar melalui media sosial, aplikasi telepon pintar, atau kanal YouTube. Peran brand menjadi sangat berharga ketika mampu memberikan sinyal yang efektif terkait reputasi sebuah produk, termasuk juga mengurangi risiko dalam pembelian barang atau layanan.

the-battle-of-space-and-time

Brand dan konsep branding terus dituntut beradaptasi dalam relung-relung kehidupan konsumen yang bergerak semakin cepat, dimana kemajuan teknologi menggelinding dengan pesat, pertarungan inovasi-inovasi dan disrupsi muncul setiap tahunnya tak lagi dalam hitungan dekade, kesudahannya pengembangan produk bergerak selaras atau bahkan melampaui kebutuhan yang belum terdeteksi pada zamannya. Istilah Minimum Viable Product (MVP) yang diperkenalkan oleh Eric Ries, penulis buku “The Lean Startup”, kini menjadi teknik pengembangan produk yang banyak diadopsi oleh perusahaan startup. 

Melalui teknik pengembangan ini sebuah produk diperkenalkan kepada pasarnya lewat fitur-fitur dasarnya saja, bukan sebagai produk akhir, mempertimbangkan bahwa prototipe dianggap cukup untuk menarik perhatian calon konsumen. Produk akhir diluncurkan ke pasar setelah mendapat tanggapan dari konsumen awal yang dapat melengkapi kesempurnaan produk. Teknik ini membantu produsen dalam mendeteksi kekurangan dan kelebihan dari sebuah produk lebih dini guna menjawab kebutuhan dan harapan dari target konsumennya. 
Mencermati pergerakan waktu yang bergulir cepat, dan ratusan atau bahkan ribuan pesan iklan yang terus bermunculan setiap harinya menuntut konsumen untuk membuat pertimbangan rasional yang tepat, namun, ada kalanya keputusan pembelian terjadi karena pernyataan dan pengalaman yang dituturkan oleh influencer atau disebut juga 

Key Opinion Leader (KOL). Predestinasi brand berada di tangan konsumen saat ini, pemilik perusahaan mulai kehilangan potensi dalam mengontrol pesan-pesan dari brand yang dimilikinya, orang saling percaya satu sama lain ketimbang mempercayai sebuah perusahaan. Kehadiran media sosial, mendorong praktik bisnis menjadi transparan, kepercayaan dibangun oleh kekuatan sosial. Semua ini kembali bertumpu pada kemampuan brand untuk tetap relevan dengan kebutuhan, keinginan, tuntutan, harapan, dan aspirasi pribadi konsumen yang unik. 

Filter
Type of Work
Industry