Brand architecture dapat diibaratkan seperti sebuah keluarga, ada hirarkinya; siapa yang menjadi orang tua dan siapa anak-anaknya. Anak-anaknya membawa DNA dari orang tuanya, masing-masing anak memiliki karakter genetik yang hampir serupa. Walau masing-masing anak memiliki aspirasi dan arahan yang berbeda, namun mereka dapat saling terhubung untuk mencapai tujuan bersama.
Brand architecture adalah proses terpadu yang mengedepankan logika struktur dan azas relasional dalam mengelola portofolio yang dimiliki oleh brand induk. Brand architecture memberikan peluang bagi setiap brand turunan untuk mendefinisikan secara jelas brand positioning masing-masing. Di samping itu, dapat saling memberikan manfaat satu sama lain, seperti melakukan cross-selling.
Strategi brand architecture dimaksudkan untuk membaca potensi pertumbuhan portofolio brand dan bagaimana mengorkestrasi keseluruhan portofolio untuk membangun reputasi brand. Seiring pertumbuhan organisasi maka brand architecture bisa menjadi rumit. Ini perihal yang perlu menjadi perhatian Anda; beragam lini produk, layanan, identitas, wilayah, hingga brand positioning dapat menjadi sumber kekacauan apabila tidak ada strategi brand architecture yang efektif dan terarah.